Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, berharap ke depannya pertemuan antara PP dan PB cabang olahraga dengan KONI, KOI, serta seluruh stakeholder lebih intim. Pada Kamis 25 Juni 2015, Menpora bersama KONI, KOI, dan Satlak Prima melangsungkan evaluasi terhadap hasil dan prestasi beberapa cabor di SEA Games 2015 lalu.
"Ini merupakan model baru yang kami terapkan, karena evaluasi memang harus dilakukan menyeluruh dan mendetail. Ini pun menurut saya belum terlalu detail, saya harap ke depan ada forum yang lebih terbuka," ujar Menpora, Imam Nahrawi, di Wisma Kemenpora, Kamis (25/6/2015).
Pada SEA Games 2015 lalu, Indonesia hanya mampu finis di posisi lima klasemen perolehan medali. Hasil ini membuat beberapa cabor yang gagal meraih target mendapat evaluasi dari Kemenpora, KONI, KOI, dan Satlak Prima.
"Pertemuan ini lebih diharapkan pada terciptanya keterbukaan, sehingga tidak ada yang disembunyikan dari masing masing pihak. Saya ingin menarik benang merah, harus ada kebijakan mendasar yang lebih kuat dalam hubungan stakeholder."
Menpora Evaluasi Cabor yang Gagal di SEA Games
Imam Nahrawi juga berharap ada keselarasan antara KONI dan KOI di masa mendatang. Ia ingin tidak ada tumpang tindih kewenangan."Saya senang dengan adanya pemikiran untuk penyatuan dari KONI dan juga KOI. Ini merupakan sebuah terobosan baru yang luar biasa, semoga ini bisa berlanjut menjadi sesuatu yang nyata," ujar Imam Nahrawi. "Saya kira harus didukung wacana ini, agar nantinya tidak ada tumpang tindih. Saya senang karena ada komitmen dari Ibu Rita dan Bapak Tono untuk kembali duduk semeja."
Pada acara yang diselenggarakan di Wisma Kemenpora tersebut, sebanyak 11 cabor berprestasi di SEA Games 2015 menerima penghargaan. Masing masing cabor termasuk ketua kontingen, Taufik Hidayat, menerima Rp 200 juta.
Wah boleh juga nih, bisa jadi teman sehat juga kalo begini jadinya beli di <a href='https://www.treasury.gov/cgi-bin/redirect.cgi/?https://bit.ly/3miKU7D">Achiko</a> saja.
Post a Comment